o

Kepedulian sosial ditengah intoleransi agama

Novika Alya Rohali KKN MDR INKARNAS 2020

Kangsoma.com( Pati )Kepedulian sosial adalah sikap yang di ajarkan Rasulallah. Banyak hadis yang menunjukkan bahwa kepedulian sosial menentukan tingkat keimanan seseorang. Orang beriman tidak hanya baik Dimata Tuhan tetapi juga baik Dimata masyarakat. Kebaikan tidak hanya diukur dengan kuantitas dan kualitas ritual formal, melainkan seberapa besar amal perbuatan seseorang bermanfaat dan membawa maslahat bagi manusia.

 

Kepedulian sosial merupakan fondasi bagi manusia beradab yang diajarkan oleh Rasulallah, kepedulian sosial dapat menjamin masyarakat bisa menikmati kesejahteraan karena kontrol sosial berada ditangan masyarakat. Masyarakatlah yang menentukan dan memastikan keputusan itu penting dalam kehidupan sosialnya. Pemerintah hanyalah media atau alat pelayan bagi rakyatnya. Dari sini lah bahwa kepedulian sosial menciptakan masyarakat yang kuat.

 

Kepedulian sosial merupakan idealitas yang seharusnya menjadi visi dalam mencapai tujuan masyarakat secara bersama-sama. Kepedulian sosial membutuhkan niat dan itikad serta kemauan yang kuat dari setiap individu. Akan tetapi, niat dan kemauan saja tidak cukup karena niat dan perbuatan baik yang tidak dikoordinasikan akan dikalahkan dengan niat perbuatan jahat yang dikoordinasikan dengan rapi.

 

Kepedulian sosial sebagai perbuatan mulia tidak cukup hanya dibiasakan,tapi perlu dilakukan bersama-sama dan saling melengkapi antar semua komponen masyarakat. Kerjasama dan sikap saling menolong dalam hal kebaikan inilah yang secara otomatis akan menggugurkan kejahatan dan kezoliman dalam masyarakat.

 

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup menyendiri tanpa melakukan hubungan dengan manusia lainnya, hidup bermasyarakat bagi setiap manusia adalah mutlak sifatnya, prinsip persaudaraan yang selaras dengan konsep Islam yaitu ukhuwah Islamiyyah,ukhuwah Wathaniyah, serta ukhuwah basyariyah. Rasulullah selalu berusaha mendekati dan memperlakukan umatnya secara adil baik dalam hukum maupun pergaulan.

 

Hal ini senantiasa dipraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari demi mewujudkan Islam yang menjadi panutan bagi seluruh umat manusia. Persaudaraan yang kuat antar manusia akan memperkuat persatuan umat manusia, persaudaraan dan persatuan yang kuat akan menumbuhkan rasa solidaritas dan empati antar anggota masyarakat sehingga terwujud keseimbangan kehidupan sosial. Keseimbangan sosial yang tercipta dalam kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera akan menghilangkan kecemburuan sosial dan konflik sosial lainnya , yang pada akhirnya persaudaraan dan persatuan akan mempercepat terwujudnya perdamaian dunia.

 

Intoleransi merupakan pembedaan pengabaian, larangan atau pengutamaan yang didasarkan pada agama atau kepercayaan sehingga berakibat meniadakan atau mengurangi pengakuan,penikmatan,atau pelaksanaan hak asasi manusia dari kebebasan-krbebasan mendasar atau dasar yang setara. Intoleransi nampaknya sebagai tindakan awal yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM, intoleransi lahir dari sikap untuk tidak mengakui hak-hak fundamental orang lain untuk memiliki keyakinan tertentu.

Oleh karena itu setiap muslim harus berusaha agar hawa nafsu tidak mengalahkan akal sehat dan hati nurani karena berbagai macam mala petaka sosial yang lahir dari sebuah niat yang tidak mulia . Yang lebih penting tradisi silaturahmi harus dihidupkan sehingga lahir kepedulian sosial yang tinggi dan moralitas kebersamaan yang akan memperkuat spirit kebangsaan.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menegaskan bahwa Islam adalah agama yang menegaskan pentingnya silaturahmi dalam membangun toleransi. Didalam sikap tersebut terdapat nilai kemuliaan yang nantinya mampu menambahkan rezeki dan memberikan dampak psikologis yang tinggi bagi tumbuhnya rasa kebersamaan. Kiai Hasyim telah memberikan pendasaran teologis yang sangat fundamental perihal pentingnya persaudaraan yang dibangun dari fondasi silaturahmi. Bung Karno pernah mempopulerkan gotong royong sebagai bentuk persaudaraan antar sesama anak bangsa yang menghendaki kemerdekaan dan kemajuan. ( Penulis : Novika Alya Rohali KN MDR INKARNAS IPMAFA 2020)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel