o

Moderasi Beragama Merekatkan Indonesia

Eni Prihatini KKN MDR INKARNAS 2020

Kangsoma.com(Pucakwangi)Di jaman yang serba instan ini moderasi beragama sudah menjadi kebutuhan yang harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia telah sedemikian majemuk ditambah arus modernisasi yang begitu cepat, menuntut setiap warga negara untuk lebih toleran tanpa harus mengesampingkan prinsip-prinsip pokok ajaran agamanya masing-masing.

Era digital yang nyaris tanpa batas seringkali menjadikan keberagamaan bangsa Indonesia kian terbuka, jika tidak boleh dikatakan liar. Ada yang suka mengumbar fanatisme berlebihan sehingga terkesan tidak toleran, ada yang terlalu terbuka sehingga tampak sekuler, dan ada pula yang suka memperalat ayat-ayat Tuhan untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Semua kesimpangsiuran ini sangat berpotensi menciptakan konflik di tengah masyarakat yang bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu penerapan moderasi beragama di tengah masyarakat sudah sedemikian mendesak. Sayangnya, menerapkan moderasi beragama tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, diperlukan kesadaran dan kepedulian semua pihak untuk mewujudkannya.

Beberapa pihak justru masih meragukan konsep moderasi beragama karena bagi mereka dengan bersikap moderat dianggap dapat menggerus keyakinan atau keimanan seseorang terhadap agamanya. Bersikap moderat dipahami sebagai membenarkan  keyakinan atau ajaran agama orang lain dan itu dalam pandangan Islam berarti murtad. Ada pula yang berpendapat, dengan bersikap moderat berarti melegitimasi paham sinkritisme, dimana memandang semua agama dan keyakinan adalah sama benarnya, tentu ini tidak dibenarkan dalam ajaran agama manapun.

Dipihak lain, ada pula pihak-pihak yang enggan menerapkan konsep moderasi beragama karena adanya fanatisme berlebihan hingga mengalahkan rasa kemanusiaannya. Seseorang yang entah karena kurang memahami ajaran agamanya atau karena memahami agama terlalu tekstual, berakhir pada perilaku intoleran, hingga memudahkan mereka terpapar oleh faham-faham ekstrim, bahkan sanggup terlibat dalam aksi-aksi kriminal dan teror.

Disamping itu ada pula yang enggan bersikap moderat karena terlibat konflik kepentingan. Menjamurnya organisasi politik dan kemasyarakatan memang bukan hal yang buruk di alam demokrasi seperti negara Indonesia. Namun terkadang hal ini memberi efek buruk bagi keharmonisan warga negara jika tidak didasari dengan kedewasaan dalam berdemokrasi. Banyaknya organisasi politik dan kemasyarakatan berarti banyak pula kepentingan-kepentingan yang diusungnya sehingga tidak jarang menimbulkan benturan. Masing-masing kelompok atas nama kepentingan kemudian berusaha bersaing mengalahkan lawan-lawannya, sering kali mereka menggunakan cara-cara yang tidak populis dan menyinggung kelompok lain. Hal ini kemudian menyulut keengganan kelompok tertentu untuk bersikap moderat kepada kelompok lain, bahkan pada tataran yang ekstrim  dapat menyulut kebencian satu sama lainnya.

Bersikap moderat bukan berarti kita harus seragam dengan orang lain dalam segala hal. Bersikap moderat adalah bagaimana kita mampu menjaga keseimbangan hubungan kita sebagai sesama manusia, berusaha mencari titik temu diantara perbedaan-perbedaan yang ada, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dan keadilan, dan tentunya tanpa mengorbankan prinsip pokok keyakinan kita.

Heteroginitas dan pluralitas yang dimiliki bangsa Indonesia adalah bagian dari fitrah manusia dan itu adalah hadiah terbesar dari Tuhan bagi negara kita yang harus kita syukuri. Karena dari heteroginitas dan pluralitas tersebut tersimpan begitu banyak potensi yang luar biasa, diantaranya keanekaragaman budaya, bahasa, agama, dan lain-lain.  Apabila kita mampu mengelola dan memanfaatkan semua potensi tersebut tentu negeri ini akan sejahtera. Karena dari potensi-potensi tersebut akan tercipta banyak peluang usaha dan lapangan pekerjaan, mulai dari pariwisata, pendidikan, dan lain-lain. Namun apabila kita menganggap heteroginitas dan pluralitas itu sebagai sebuah problem, maka negeri ini tidak akan bertahan lama.

Oleh karena itu, kita harus merawat negara kita ini dengan sebaik-baiknya. Menjaga soliditas dan solidaritas antar sesama warga negara dengan mengedepankan sikap moderat. Ini harus menjadi kesadaran dan kepedulian bersama, karena moderasi tidak akan pernah terwujud selama masih ada pihak yang tidak ingin mencari titik temu, karena moderasi memungkinkan  adanya sikap berimbang dan adil.(Oleh : Eni Prihatini KKN MDR INKARNAS IPMAFA 2020)

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel