Penguatan Moderasi Beragama pada Anak
Mauli Datu Roisah KKN MDR ASTAGINA 2020 |
Kangsoma.com(Pati)Anak merupakan amanah
yang terindah yang diberikan oleh Allah kepada orang tua, maka dari itu orang
tua mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya baik di dunia maupun
di akhirat. Anak adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai golden
age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia
selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Ada satu hadist
yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam kitab Mu’jam al-kabir bahwa “Belajar di waktu kecil itu bagaikan mengukir
di atas batu, dan belajar sesudah dewasa itu bagaikan mengukir di atas air”.
Hal tersebut menunjukkan bahwa belajar di waktu kecil adalah momentum unggul
untuk memberikan penanaman nilai-nilai akhlak, karena akan menancap seperti
mengukir tulisan diatas batu.
Keluarga
merupakan kelompok sosial terkecil yang mengelilingi kehidupan anak. Orang tua
memiliki peran penting dalam sebuah keluarga terhadap perkembangan
anak-anaknya. Bahkan pendidikan terhadap anak bisa dilakukan ketika ia masih di
dalam kandungan. Mendidik dan membimbing anak merupakan satu kewajiban bagi
seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda “ Sesungguhnya setiap anak itu
dilahirkan dalam keadaan fitrah suci, orang tuanya lah yang akan menjadikan
anak tersebut yahudi, nasrani ataupun majusi” hadist ini menunjukkan bahwa
kesuksesan atau bahkan masa depan anak itu tergantung bagaimana orang tua
mendidik dan mengasuhnya.
Masuknya
ideologi transnasional pada ranah pendidikan menyelipkan doktrin keagamaan yang
ekstrim, radikal, intoleransi bahkan menafikan nasionalisme. Sebagai contoh
adanya wawasan yang diselipkan dalam dunia pendidikan sehingga meracuni
generasi bangsa seperti menolak hormat pada bendera, bahkan ada yang tidak mau
menghargai perbedaan suku, ras, bahasa dan agama. Hal seperti itu mudah sekali
diterima oleh anak yang kurang memiliki karakter kebangsaan dan moderasi
beragama yang kuat.
Pendidikan karakter memang sangat penting terlebih pada
anak usia dini. Jika mereka tumbuh dalam lingkungan yang harmonis, toleransi
dan damai, maka mereka akan mengembangkan perilaku dan pikiran dengan sehat dan
bijaksana. Sebaliknya, jika mereka tumbuh pada lingkungan yang penuh dengan
toxic seperti ujaran kebencian, kekerasan, intoleransi maka akan berdampak pada
pikiran dan perilaku nya saat ini dan masa depan.
Bila
kita melihat saat ini semua orangtua telah mengajarkan kebaikan-kebaikan kepada
anak-anaknya. Orang tua dapat memberi pemahaman kepada anak bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan satu sama lain baik antar
etnis, suku, budaya, bahasa dan agama. Artinya pemberian pemahaman moderasi
beragama sebenarnya juga sudah dimulai sejak ia berada dalam lingkungan
keluarga atau di rumah. Pada prinsipnya memberi pemahaman moderasi beragama
tidak cukup diberikan oleh keluarga saja, ada lembaga pendidikan yang menunjang
lebih besarnya pengetahuan kita.
Dalam penguatan moderasi beragama pada anak ini, keluarga khususnya orangtua dan tenaga pendidik harus bersinergi dalam menguatkan moderasi beragama pada anak, orang tua dapat melakukan pendekatan lebih dalam mengajarkan nya kepada anak. Model pendidikan yang baik salah satunya yakni dengan mengedepankan sikap skeptic atau meragui. Artinya anak dilatih untuk tidak mudah mempercayai sesuatu yang diterima dengan begitu saja. Dengan itu maka anak akan mulai memfilter dan memikirkan kembali sesuatu yang didapat sehingga anak memiliki sikap yang bijaksana, toleran, rendah hati dan tidak mudah menjudge kesalahan dan perbedaan pada orang lain. Adanya sikap bijaksana dan moderat dalam beragama sejak dini, diharapkan mampu menjadikan pribadi anak yang baik, sholih dan toleran dalam kehidupan beragama saat ini dan di masa depan. (Oleh : Mauli Datu Roisah Anggota KKN MDR ASTAGINA IPMAFA)