Menyikapi Keberagaman Di Indonesia
Ajmala Wulidati Nisa KKN MDR ASTAGINA 2020 |
Kangsoma.com(Mahasiswi
IPMAFA)“Indahnya perbedaan”, demikian masyarakat sering
mendengar kalimat itu? Perbedaan sebuah
keniscayaan. Kita memang berbeda satu sama lain, itu sudah digariskan oleh Sang
Pencipta. Nabi Muhammad SAW bersabda “Perbedaan dalam umatku adalah Rahmat”.
Perbedaan kita ini adalah karunia yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Kita
hidup di Indonesia yang memiliki 17.000 lebih pulau, seribu lebih suku dan
ratusan bahasa daerah.
Perbedaan adalah “hidangan” setiap hari di negeri ini. Semua
dipersatukan oleh semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna walaupun berbeda kita tetaplah
satu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua orang yang berada didalamnya berkewajiban untuk
menjaga perbedaan dan menghormati perbedaan itu demi keutuhan negeri ini.
Pemahaman ini sangatlah penting untuk diperkenalkan pada anak sejak dini dimana tugas tersebut
bergantung banyak dari peran para orang tua.
Sangat
penting melihat contoh yang telah diberikan oleh para
tokoh negeri ini dalam menyikapi dan menjaga perbedaan. Ucapan salam antar agama yang berbunyi “Assalamualaikum Warahmatullahi Wa Barokatuh, Salam
Sejahtera untuk Kita Semua, Shalom, Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam
Kebajikan” sering menjadi pembuka pidato para
petinggi negara dalam rangka menghormati perbedaan dan menjaga persatuan.
Itu bukanlah sebuah slogan
supaya terdengar keren. Tetapi lebih dari itu merupakan cara para tokoh negeri kita menyampaikan contoh, menjaga
dan menghormati perbedaan antar umat beragama di negeri ini. Sebagai orang tua, sudah selayaknya kita
memperkenalkan hal-hal sederhana tersebut kepada anak-anak kita. Dalam intern agama Islam pun terjadi banyak sekali
perbedaan. Perbedaan ini wajar terjadi, karena perbedaan pengetahuan dan
pemahaman tentang ajaran agama. Perbedaan ini bukanlah sebuah masalah
asal tidak melanggar prinsip agama.
Akhir-akhir
ini kita semua semakin dituntut memahami
perbedaan antar umat beragama. Karena dalam perkembangannya, tidak
sedikit masyarakat dan kelompok tertentu melupakan
betapa besarnya dampak yang akan timbul bila tidak memahami keragaman agama
yang ada di Indonesia. Selain itu, kita semakin diharuskan paham betapa pentingnya anak-anak memahami perbedaan sejak dini sebagai bekal kehidupan sosial di masa depannya. Dalam
hidup yang persaingannya semakin ketat dan lebih
banyak tentu semakin banyak pula perbedaan
yang akan muncul.
Di era digital ini perbedaan semakin nyata terlihat. Perbedaan
dalam berpendapat misalnya. Kebebasan berpendapat di dunia Maya memberikan
kebebasan bagi siapa saja untuk mengutarakan pendapat dan tujuan mereka masing
masing. Ini bisa saja menjadi pisau bermata dua. Ada resiko negatif yang dapat
menyertai kebebasan ini. Perbedaan pendapat yang dihasilkan bisa jadi
menimbulkan perselisihan, pertentangan, kesenjangan bahkan menjurus pada sebuah
diskriminasi. Oleh karena itu memberikan makna sebuah perbedaan dan keberagaman
boleh saja asal tidak melanggar nilai sosial dan etika budaya di dalam
masyarakat.
Perbedaan harusnya dimaknai dengan diversity atau keanekaragaman.
Kata keberagaman lebih memiliki makna positif dari pada kata perbedaan.
Keberagaman juga bukan sebuah
pertentangan yang melahirkan perselisihan. Keberagaman cenderung digunakan
untuk memberikan arti kebersamaan.
Indahnya sebuah perbedaan bukan hanya kalimat slogan yang akan
sering dan terus kita dengar dengan menghargai diri sendiri, sehingga kita dihargai orang
lain. Indonesia itu beragam, pelangi juga memiliki berbagai macam warna di
dalamnya. Indahnya kebersamaan itu lebih sempurna karena berbagai perbedaan
menjadi satu dan saling menghormati satu sama lain. Apalah arti sebuah
kebersamaan tanpa ada perbedaan di dalamnya.
Untuk itu juga kita semua berjuang. Bukan untuk memaksakan sebuah
perbedaan agar menjadi sama. Tetapi menghormati semua perbedaan untuk tetap
menjaga perbedaan tersebut di dalam sebuah kebersamaan.( Oleh: Ajmala
Wulidati Nisa
KKN MDR
ASAGINA IPMAFA 2020)