Pentingnya Menerapkan Nilai Moderasi Beragama Bagi Kaum Milenial
Siti Aisyah KKN MDR ABHINAYA 2020 |
Kangsoma.com(Pati)Moderasi
beragama sangat penting dan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
bagi kaum milenial. Sebelum menelaah lebih dalam tentang pembahasan ini,
sebaiknya kita harus mengetahui dulu apa itu moderasi beragama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Moderasi adalah pengurangan kekerasan dan penghindaran ekstrimisme.
Jadi, moderasi beragama adalah proses memahami serta
mengamalkan ajaran agama dengan baik, atau tidak berbuat dholim terhadap apapun
dan siapapun. Seperti, mengambil sesuatu yang bukan haknya, menghakimi
seseorang tanpa mengetahui permasalahannya, dan lain sebagainya.
Mengapa moderasi beragama itu penting? Perbedaan adalah
Sunnatullah, keanekaragaman adalah fitrah bangsa, pancasila merupakan cerminan
nilai asli masyarakat, dan bangsa Indonesia adalah ummat beragama. Sebagaimana
para pakar sering kali merujuk konsep moderasi beragama yang terdapat dalam
Q.S. Al-Baqarah :143 yang artinya:
"Demikian
itulah kami telah menjadikan kamu, ummatan wasathan yaitu masyarakat yang hidup
harmonis atau masyarakat yang bekeseimbangan agar kamu menjadi saksi-saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad Saw) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang dahulu kamu mengarah ke
sana (Bait Al- Maqdis) menjadi kiblat kamu sekarang (Ka'bah di Mekah) melainkan
agar kami mengetahui (dalam dunia nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa
yang membelok. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Swt; danAllahtidakakan
menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia."
Moderasi beragama harus diamalkan oleh siapapun, termasuk
generasi milenial. Sebagai generasi penerus bangsa, sikap moderasi beragama
sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, serta harus
menunjukkan attitude yang baik, menghormati antar umat beragama dan
saling menjaga. Karena di negara Indonesia bukan hanya terdiri dari berbagai
ras, suku, budaya, tapi juga agama yang bahkan memiliki kepercayaan madzhab
yang berbeda-beda. Dengan adanya persepsi dan sikap moderat tersebut keragaman
dapat disikapi dengan bijak agar tercipta rasa toleransi dan keadilan, karena
di dalam diri kita sudah mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan.
Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi juga ikut
disorot, jelas saling keterkaitan dengan moderasi beragama dikalangan
millenial. Bagaimana tidak, generasi milenial adalah generasi yang tidak dapat
dipisahkan dengan teknologi modern, mereka tidak gagap teknologi (gaptek),
mudah beradaptasi dengan teknologi baru. Akan tetap hal ini juga menimbulkan
pro dan kontra, pasalnya banyak dari generasi milenial yang salah paham dengan
informasi yang mereka dapatkan secara instan, terlebih tentang moderasi
beragama. Tanpa membacanya dengan seksama mereka asal share informasi moderasi
beragama tanpa paham maksud dan tujuan.
Jangan belajar agama setengah-setengah, agar tidak
terjerumus pada paham radikalisme dan sebagainya. Mengaca pada peristiwa
pembantaian satu keluarga yang dilakukan oleh teroris Mujahid Indonesia Timur
pimpinan Ali Kalora pada Jumat (27/11/2020) di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan
Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Peristiwa tersebut menewaskan satu keluarga yang dibunuh dengan cara
tidak manusiawi, satu korban dipenggal dan satu korban dibakar. Diketahui,
keempat korban merupakan anggota jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan.
Dari kejadian tersebut, menimbulkan polemik yang
kuat. Masalah perbedaan yang mengakibatkan sentimen, mulai dari sentimen suku,
kasta sosial hingga masalah agama yang tentu saja menjadi hal yang harus
dihindari.Tidak ada yang menginginkan peristiwa tidak bermoral itu terjadi,
fitrahnya sebagai manusia hanya menginginkan kehidupan yang tentram dan damai.
Sebagai generasi milenial haruslah menjadi generasi
penerus bangsa yang bisa diandalkan, selalu menabur kedamaian bukan perpecahan.
Oleh :Siti Aisyah | KKN MDR Kel. 16
Abhinaya Ipmafa
2020